KISAH SYEKH JANGKUNG 6 – SYEKH JANGKUNG WAFAT *)

Ketip Trangkil datang ke Kudus untuk menemui Sunan Kudus. Dia melaporkan jika Saridin telah kembali ke Pati, bahkan telah membuka sebuah Perguruan atau Pesantren dan mamakai nama Syekh Jangkung.

Mendapat laporan dari Ketip Trangkil, Sunan Kudus bergegas berangkat ke Kadipaten Pati untuk melaporkan hal tersebut kepada Bupati Pati.

Saat bertemu Bupati, Sunan Kudus menanyakan. Apakah Saridin waktu meninggalkan Pati meninggalkan sebuah masalah. Bupati Pati membenarkan jika Saridin masih memiliki masalah di Pati.

Sunan Kudus kemudian menceritakan segala informasi yang didapatnya dari Ketip Trangkil. Mendengar penuturan Sunan Kudus, Bupati Pati marah dan memerintahkan untuk menangkap Saridin atau Syekh Jangkung.

******************

Di rumah Syekh Jangkung, Patih Penjaringan datang bersama prajurit, dia mengatakan jika mendapat perintah dari Bupati Pati untuk menangkap Syekh Jangkung.

Syekh Jangkung menolak sehingga terjadi perkelahian. Patih Penjaringan dan semua prajurit dapat dikalahkan dan lari meninggalkan rumah Syekh Jangkung.

Setelah Patih Penjaringan pergi. Syekh Jangkung bersiap pergi dan menitipkan pesan kepada anaknya. Jika ibunya, Retno Dinuli datang, agar menyampaikan jika dia pergi ke Kadipaten Pati karena dipanggil oleh Bupati Pati.

Retno Dinuli yang menerima pesan dari Syekh Jangkung mengetahui permasalahan yang sedang terjadi. Karena itu Retno Dinuli bergegas menyusul Syekh Jangkung dengan membawa surat dari Sultan Ngerum dan Sultan Mataram.

******************

Di Kadipaten Pati sudah ada Bupati Pati juga Sunan Kudus. Mereka meminta Syekh Jangkung mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan di Kadipaten Pati dahulu. Saridin atau Syekh Jangkung harus dihukum gantung.

Tidak lama kemudian Retno Dinuli datang. Dia menyerahkan surat dari Sultan Mataram yang memerintahkan agar Syekh Jangkung dibebaskan dari segala tuntutan. Bupati Pati terpaksa membebaskan Syekh Jangkung karena surat dari Sultan Mataram tersebut.

Namun Sunan Kudus masih memiliki tuntutan. Ia menganggap Saridin tidak berhak memakai nama atau gelar Syekh. Menanggapi pernyataan Sunan Kudus, Retno Dinuli menyerahkan surat dari Sultan Ngerum yang menyatakan jika gelar Syekh adalah pemberian dari Sultan Ngerum.

Setelah membaca surat dari Sultan Ngerum, Sunan Kudus pergi meninggalkan tempat tersebut dan dikejar oleh Syekh Jangkung bersama Retno Dinuli.

******************

Di tengah hutan Sunan Kudus bertemu dengan Syekh Jangkung bersama Retno Dinuli. Sunan Kudus membawa gamping yang akan digunakan utuk membunuh Syekh Jangkung.

Sunan Kudus meminta agar Syekh Jangkung memakan gamping yang dibawanya. Sebelum makan, Syekh Jangkung bertanya benda apa yang dibawa Sunan Kudus, juga bagaimana rasanya sehingga Sunan Kudus meminta Syekh Jangkung untuk memakannya.

Sunan Kudus mengatakan jika itu adalah jenang gamping yang rasanya manis dan legit. Syekh Jangkung kemudian memakannya. Dan rasanya memang manis dan legit.

Tidak lama berselang, di sungai tampak mayat anak kecil cucu dari seorang warga desa sedang terapung di sungai.

Syekh Jangkung menolongnya. Mayat anak tersebut diberi makan jenang gamping, dan ajaib anak tersebut dapat hidup kembali. Akhirnya sungai tersebut diberi nama Sungai Putu (jawa : cucu).

Sunan Kudus kemudian meminta kematian Syekh Jangkung. Mendapat permintaan dari Sunan Kudus, Syekh jangkung menyerahkan nyawanya kepada Sunan Kudus.

Mendengar Syekh Jangkung menyerahkan nyawanya, Sunan Kudus memukulkan tongkatnya kepada Syekh Jangkung hingga meninggal. Setelah Syekh Jangkung meninggal. Sunan Kudus meninggalkan tempat tersebut.

Sunan Kalijaga datang di tempat tersebut. Dengan kesaktiannya, Sunan Kalijaga menghidupkan kembali Syekh Jangkung. Setelah itu Sunan Kalijaga mengajak Syekh Jangkung ke tempat Sunan Kudus.

******************

Sunan Kalijaga datang bersama Syekh Jangkung ke Kasunanan Kudus. Kepada Sunan Kudus, Sunan Kalijaga menceritakan riwayat dari Syekh Jangkung.

Saridin atau Syekh Jangkung sebenarnya adalah anak dari Sujinah yang menikah dengan Raja Mesir. Adapun Sujinah adalah adik kandung dari Sunan Kudus, jadi Saridin atau Syekh Jangkug sebenarnya adalah keponakan dari Sunan Kudus Sendiri. Sedangkan Sujinah telah meninggal ketika melahirkan Saridin.

Mendengar penuturan Sunan Kalijaga, Sunan Kudus menyesal telah berbuat jahat kepada Saridin atau Syekh Jangkung yang ternyata adalah keponakannya sendiri.

Setelah semua masalah terselesaikan, Syekh Jangkung berpamitan pulang karena mengeluh dadanya sakit.

******************

Syekh Jangkung tengah terbaring sakit di rumahnya sedang ditunggu oleh seluruh istri dan anaknya. Syekh Jangkung berpesan jika semua yang dimilikinya diserahkan kepada anaknya yang bernama Momok. Kemudian Syekh Jangkung juga berpesan, jika dirinya meninggal, dia meminta agar Kebo Landoh di pragat atau disembelih. Setelah menampaikan pesannya yang terakhir. Syekh Jangkung meninggal.
TAMAT





*) narasumber :

SUWITO (AGIL SUWITO) menyampaikan cerita secara tutur berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.

 









SULABI memberikan cerita tertulis per adegan berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.

 









Sumber gambar ilustrasi :


http://akucintanusantaraku.blogspot.co.id/2014/02/sunan-kudus-raden-jafar-sodiq-walisongo.html

http://www.parapsikologi.com/?tirakat-jawa-sunan-kali-jaga,22

http://tasbihmujarobat.com/sejarah-tasbih-mujarobat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar