BALADA TANDAK TAYUB



Oleh : TRI JUONO S.
Denis seorang gadis muda berusia 19 tahun memiliki paras yang cantik. Juga bertubuh sintal. Setiap pria tentu akan terpikat melihat parasnya. Karena itu dia menjadi kembang desa di tempat tinggalnya. Dia anak dari pak Karso seorang buruh tani miskin. Sedangkan ibunya sudah lama meninggal.
Denis anak sulung dari 3 bersaudara. Merasa kehidupan ekonomi yang serba kekurangan, Denis ingin membantu ayahnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia hanya lulusan SD karena tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan yang rendah membuatnya kesulitan untuk mendapat pekerjaan.

********************

Suatu, hari seorang teman lama ayahnya bernama pak Cokro datang berkunjung. Melihat paras Denis yang elok, pak Cokro mengajak Denis ke tempatnya untuk belajar menjadi seorang tandak tayub. Oleh pak Karso keputusan diserahkan sepenuhnya kepada Denis.
Keinginan untuk dapat meringankan beban ayahnya, membuat Denis membulatkan tekad untuk menerima tawaran pak Cokro.
Denis kemudian menyiapkan barangnya untuk berangkat bersama pak Cokro belajar menjadi tandak tayub.

********************

Tiga tahun berlalu. Denis telah menjadi seorang tandak tayub yang terkenal. Bukan hanya parasnya yang elok, gemulai gerakannya saat menari juga telah memikat banyak orang untuk mengundangnya di acara hajatan. Namun dengan ketenaran yang dimiliki, tidak lantas membuat Denis menjadi sombong.
********************
Sejak malam, Denis menyiapkan keperluannya untuk berangkat pentas di Desa Sedaru. Pak Burhan, Kepala Desa di tempat tersebut mengundangnya untuk pentas dalam acara kegiatan bersih desa.
********************
Pertunjukan tayub begitu meriah, kehadiran Denis seolah menjadi magnet bagi warga untuk menonton juga berjoget bergembira dan memberi saweran. Pertunjukan Denis malam itu begitu sukses. Pak Burhan merasa puas dengan hiburan tayub malam itu. 

********************

Denis sedang tidak ada job untuk pentas, karena itu dia bersantai dirumah bersama ayah juga kedua adiknya sambil sibuk memotong bahan makanan untuk dimasak. Di luar terdengar ketukan pintu. Saat pintu dibuka Pak Karso, dia melihat sosok seorang pemuda, mungkin seusia dengan anaknya, penampilannya menunjukkan jika pemuda tersebut dari keluarga berada.
Pemuda tersebut memperkenalkan dirinya. Dia bernama Ardi. Dia adalah anak dari Pak Burhan, Kepala Desa di desa sebelah yang pernah mengundangnya untuk pentas di acara bersih desa. Ardi secara terbuka menyatakan cintanya kepada Denis di hadapan pak Karso.
Denis hanya tersenyum. Di dalam hati sebenarnya Denis juga menyukai Ardi. Di acara tayub, Denis melihat Ardi sebagai sosok yang berbeda, bukan hanya karena wajahnya yang tampan, namun Ardi juga sopan, tidak seperti pria-pria yang sering dijumpainya saat pentas tayub yang terkesan nakal dan kurang ajar kepada tandak tayub saat sedang menari. Sejak melihatnya di acara tayub tempo hari, bayangan Ardi selalu terbayang di pikiran Denis. Namun Denis tidak mengetahui jika pemuda yang disukainya adalah anak dari Kepala Desa.
Melihat anaknya diam dan tertunduk malu, pak Karso membuka percakapan. Dia mengatakan jika Denis telah dewasa, dia sudah bisa membedakan baik dan buruk. Karena itu pak Karso memberikan keleluasaan kepada Denis untuk memberi jawaban.
Pandangan Ardi tertuju lurus ke arah Denis. Dari sudut matanya Denis melihat tatapan Ardi menusuk jauh ke dalam hati yang mebuatnya tak berdaya. Dengan malu Denis kemudian menganggukkan kepalanya. 

********************

Hubungan cinta antara Denis dengan Ardi tampak begitu bahagia. Terlebih biarpun telah pacaran, tidak sekalipun Ardi berbuat kurang ajar kepada Denis. Saat pentas, Ardi juga setia menunggu hingga pentas usai jika dia tidak memiliki kesibukan. 

********************

Suatu hari Ardi berkunjung ke rumah Denis dengan membawa begitu banyak oleh-oleh untuk Denis, juga ayah dan kedua adiknya. Pak Karso sampai segan untuk menerima hadiah tersebut.
Pak Karso meninggalkan Denis untuk memberinya kesempatan berdua bersama Ardi. Selang beberapa lama Ardi berpamitan pulang.
Setelah Ardi pulang, Pak Karso mendekati Denis. Pak Karso meminta Denis untuk memikirkan kembali hubungannya dengan Ardi karena kehidupan keluarga mereka jauh berbeda. Hal tersebut dikarenakan Pak Karso sering mendengar cibiran dari tetangganya. Mereka menganggap Denis memanfaatkan paras cantiknya untuk mendekati Ardi, anak seorang yang kaya raya. Lebih keras lagi Pak Karso dituding menjual anaknya demi mendapat gelimangan harta dari Ardi. Pak Karso juga takut jika Ardi hanya mempermainkan perasaan Denis. Pak Karso berfikir pekerjaan Denis sebagai seorang tandak tayub dipandang rendah dan hina oleh sebagian besar orang.
Mendengar penuturan ayahnya, Denis hanya menghela nafas panjang. Dia mengatakan jika cintanya tulus kepada Ardi, pun demikian dengan Ardi. Begitu dalamnya sampai Denis takut kehilangan Ardi dan tidak ingin berpisah darinya. 

********************

Pak Burhan sedang duduk santai bersama Bu Ira, istrinya. Ardi mendekati mereka berdua. Setelah basa-basi sebentar, Ardi memberanikan diri untuk mengutarakan niatya. Ardi ingin melamar Denis sebagai calon istrinya.
Mendengar permintaan anaknya, Pak Burhan marah. Dia mengatakan jika Denis hanya seorang tandak tayub, kecantikannya hanya untuk dinikmati di pentas tayub, tidak untuk dijadikn istri. Pak Burhan juga mengatakan jika keluarganya tentu sangat jauh berbeda dengan keluarga Denis. Jika Ardi menikahi Denis yang tandak tayub, hal tersebut hanya akan menjatuhkan nama baik keluarga.
Ardi marah mendengar jawaban ayahnya. Dia tidak dapat menerima Pak Burhan yang menghina Denis dan keluarganya. Bu Ira berusaha melerai. Dia mendukung keinginan Ardi dan meyakinkan Pak Burhan jika status sosial tidak mebedakan manusia. Terlebih lagi kebahagiaan anak adalah yang utama bagi orang tua.
Pak Burhan tetap pada pendiriannya. Akhirnya dengan luapan emosi, Ardi meninggalkan rumah. 

********************

Denis sedang duduk termenung di rumahnya. Wajahnya tampak murung dan sedih. Seolah sebuah masalah besar sedang dihadapinya. Ardi yang datang ke rumahnya tidak mampu menghiburnya. Denis menanggapi semua ucapan Ardi dengan hambar. Hal itu membuat Ardi bingung. Denis hanya menggeleng lesu saat ditanya penyebabnya. Saat didesak Denis hanya menangis dan menyandarkan tubuhnya ke Ardi sambil meminta maaf. Hal ini tentu saja membuat Ardi semakin bingung.
Denis akhirnya mengaku bahwa dirinya sudah ternoda. Saat pulang pentas, dia diperkosa oleh seseorang. Ardi tertegun sejenak. Namun dia segera dapat menguasai dirinya. Begitu besar rasa cintanya kepada Denis membuat dia mengatakan jika apapun yang terjadi pada Denis, dia tetap bisa menerima. Bahkan jika Denis sampai hamil, Ardi bersedia menerima anak tersebut kelak. Denis menggeleng, dia merasa dirinya tidak pantas lagi menjadi orang yang dicintai Ardi.
Namun tekad Ardi sudah bulat. Denis dipaksa untuk mengikutinya. Ardi akan memeperkenalkan Denis kepada orang tuanya sebagai calon istrinya.

********************

Pak Burhan tampak tidak suka melihat Ardi datang bersama Denis. Berbeda dengan Bu Ira yang menyambut Denis dengan hangat. Namun kehangatan Bu Ira tidak dapat menghilangkan ketakutan Denis.
Pak Burhan memaki Denis. Mengatakan jika Denis hanya ingin memanfaatkan Ardi untuk mendapat kekayaan, selain itu, Denis juga dianggap sebagai perempuan rendah yang tidak pantas untuk anaknya.
Mendengar makian Pak Burhan, sontak Denis mendongakkan kepalanya dengan mata yang memancarkan emosi.
Denis menunjuk ke arah Pak Burhan kemudian berpaling kepada Ardi dan mengatakan jika orang yang dihormati Ardi sebagai orang tuanya, adalah orang yang telah menodainya. Bahkan Pak Burhan setelah memperkosa Denis, dengan sinis melemparkan sejumlah uang layaknya Denis dianggap seperti perempuan penghibur.
Hal tersebut membuat Ardi dan ibunya kaget. Pak Burhan berusaha mengelak, namun akhirnya mengakui kesalahannya ketika Denis menunjukkan bukti jam tangan Pak Burhan yang diambilnya. Pak Burhan tidak menyadari jika jam tangannya putus ketika memperkosa Denis. Denis sengaja menyimpannya untuk dijadikan barang bukti. Bukti yang ditunjukkan Denis dibenarkan oleh Bu Ira sebagai benda milik Pak Burhan. Tentu hal tersebut meluapkan emosi Ardi.
Ardi memaki ayahnya. Pak Burhan yang selalu membanggakan kekayaan dan menganggap dirinya terhormat. Ternyata memiliki kelakuan yang lebih hina dibandingkan binatang.
 Ardi melampiaskan kekesalannya dengan menendang kursi tamu dan pergi meninggalkan rumah.
Pak Burhan mendekati istrinya untuk meminta maaf, namun Bu Ira hanya diam mematung. Tanpa kata-kata hanya menangis dan pergi mengikuti Ardi.
Hanya tertinggal Denis yang tertunduk sedih merasakan kepahitan hidupnya. Pak Burhan berteriak memanggil istri dan anaknya kembali, namun semua sia-sia keburukan sifatnya telah menghancurkan keluarganya sendiri.
Pak Burhan terduduk lemas menyesali kesalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar