NGURI-URI NEMU WADI


Judul Cerita
:
NGURI-URI NEMU WADI
Ide Cerita & Skenario
:
TRI JUONO S.




Sutradara
:
AGIL SUWITO




Penata Iringan
:
HAMBRIB S.

                  
Pak Karsono adalah seorang seniman handal yang sangat mencintai profesinya sebagai seniman tradisi ludruk. Karena itu dia mengharapkan kedua anaknya Lia dan Indra untuk dapat mengikuti jejaknya sebagai seorang seniman ludruk. Lia, telah menunjukkan ketertarikannya pada kesenian. Berbeda dengan Indra, dia merasa sebagai anak masa kini, menganggap dirinya modern, menolak keinginan ayahnya karena menganggap ludruk adalah kesenian yang kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Karena penolakan itu, Pak Karsono dan Indra bertengkar, berdebat tentang ludruk. Indra tetap pada pendiriannya, kemudian pergi dari rumah untuk menemui teman-temannya.


Di luar rumah, Indra mabuk-mabukan bersama temannya. Saat itu tercetus ide jahat
di pikiran Indra, yang menurutnya dapat membuat ayahnya malu sehingga tidak lagi
memaksanya untuk menjadi seniman ludruk. Terlebih dia merasa cemburu terhadap perhatian lebih yang diberikan ayahnya kepada Lia, sedangkan Lia hanya seorang anak angkat. Indra meminta temannya untuk memperkosa Lia, adiknya, jika perlu sampai hamil.


Rencana itupun akhirnya terlaksana, hingga beberapa waktu kemudian Lia hamil. Lia merasa gundah, namun tidak berani menceritakan masalah tersebut dengan orang lain karena diancam.
Ibu Lia merasa heran melihat perubahan sikap Lia yang menjadi murung dan tampak selalu bersedih. Saat ditanyapun Lia hanya diam tertunduk lesu. Namun akhirnya Lia mengaku jika dirinya hamil. Mendengar hal itu, ibu Lia merasa syok. Dia sedih karena anak yang disayanginya telah mencoreng nama baik keluarga. Saat Pak Karsono datang
dan mendengar peristiwa itupun menjadi marah, Pak Karsono mengatakan bahwa kejadian yang menimpa Lia telah mencoreng citra seni tradisi, karena banyak orang yang hanya memandang sebelah mata seni tradisi, malah Lia membuat seni tradisi semakin buruk citranya. Pak Karsonopun mengusir Lia dari rumah, namun dihalangi istrinya dengan berlinang air mata.



Belum reda amarah Pak Karsono, datang Indra seolah tidak mengetahui masalahnya. Indrapun diberitahu ibunya jika Lia, adiknya telah hamil. Indra yang mendengar hal itu dalam hatinya merasa senang karena rencananya telah berhasil.
Dengan luapan emosi, Indra mengatakan jika itu semua kesalahan Pak Karsono, karena telah memaksa Lia menjadi seorang seniman, yang identik dengan dunia malam, yang membuatnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas.





Beberapa saat kemudian datang Kepala Desa, warga, serta polisi yang membawa teman Indra yang telah memperkosa Lia. Kepala Desa mengatakan jika teman Indra tersebut sedang mabuk, dan saat mabuk dia membeberkan perbuatan yang dilakukan terhadap Lia. Dia juga mengatakan jika perbuatan tersebut dilakukan karena diminta oleh Indra. Lia juga membenarkan jika dia diperkosa, namun tidak berani mengatakan kepada siapapun.
Mendengar hal itu, Pak Karsono marah, karena mengetahui Indra, melakukan hal tersebut dan memalukan keluarga. Dalam penyesalan Indra mengatakan jika dia melakukan itu agar citra seorang seniman menjadi buruk, sehingga ayahnya menjadi malu dan tidak lagi memaksanya menjadi seorang seniman.
Merasakan kejadian yang dialami keluarganya, Pak. Karsono merasakan trenyuh, usahanya untuk melestarikan kesenian ludruk memiliki tantangan yang begitu berat, bahkan layaknya seorang pejuang dia harus berkorban yang sedemikian besar. Namun Pak Karsono tetap pada pendiriannya untuk melestarikan kesenian ludruk. Agar ludruk tidak punah ditelan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar