KISAH SYEKH JANGKUNG 2 - GEGER PALEMBANG *)



Di taman Kasultanan Palembang tampak Dewi Malang Rani, istri dari Sultan Datuk Iskandar sedang bersama dengan Pangeran Sanggar Singgih adik dari Sultan Palembang. Secara diam-diam mereka berdua menjalin cinta terlarang.
Pangeran Sanggar Singgih sangat ingin menguasai tahta Kasultanan Palembang. Karena sangat mencintai Pangeran Sanggar Singgih, Dewi Malang Rani mendukung keinginannya. Mereka berdua merencanakan pembunuhan kepada Sultan Datuk Iskandar.

********
Di dalam istana tampak Patih Sutan Sahari bersama beberapa orang prajurit sedang gundah. Sultan Datuk Iskandar tengah sakit dan belum juga sembuh.
Pangeran Sanggar Singgih datang membawa segelas minuman yang menurutnya adalah obat untuk Sultan. Menurut pengakuannya obat tersebut cukup manjur untuk menyembuhkan Sultan.
Patih Sutan Sahari mempersilahkan Pangeran Sanggar Singgih untuk meminumkan obat tersebut. Tidak lama kemudian Sultan Datuk Iskandar tampak begitu kesakitan dan akhirnya meninggal dunia.
Seluruh isi istana berduka. Patih Sutan Sahari yang mengetahui kematian Sultan meminta ijin kepada Pangeran Sanggar Singgih untuk menjemput Pangeran Alhamsyah, putra dari Sultan Datuk Iskandar yang sedang menuntut ilmu di Mataram. Pangeran Sanggar Singgih menolak keiginan Patih Sutan Sahari. Di dalam hatinya, jika putra dari Sultan dijemput, maka rencananya untuk menguasai tahta Kasultanan bisa gagal.
Meskipun keinginannya ditolak, Patih Sutan Sahari tetap berangkat ke Mataram menjemput Pangeran Ilhamsyah.
Setelah Patih Sutan Sahari berangkat, Pangeran Sanggar Singgih yang takut rencananya gagal menemui dua orang anak buahnya bernama Singa Laud dan Batu Lawah. Dia memerintahkan untuk membunuh Pangeran Alhamsyah sebelum sampai di istana Kasultanan Palembang.

********
Pangeran Alhamsyah sedang bersama Rukayati di taman Mataram ketika Patih Sutan Sahari datang.
Mendengar kematian ayahnya, Pangeran Alhamsyah bergegas kembali ke Kasultanan Palembang bersama rombongan Patih Sutan Sahari.
Dalam perjalanan menuju Kasultanan Palembang, rombongan Pangeran Alhamsyah diserang oleh Singa Laud dan Batu Lawah. Namun mereka dapat dikalahkan. Setelah mengalahkan kedua penjahat yang hendak mencelakakan Pangeran Alhamsyah, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, Patih Sutan Sahari berpesan agar setelah sampai di istana, Pangeran Alhamsyah tidak makan atau minum apapun yang disuguhkan kepadanya.

********
Sesampainya di istana Kasultanan Palembang, Pangeran Alhamsyah disambut gembira oleh Dewi Malang Rani. Dewi Malang Rani menyuguhkan berbagai macam makanan dan minuman. Pangeran Alhamsyah ingat pesan Patih Sutan Sahari saat di perjalanan jika Pangeran Alhamsyah dilarang makan atau minum apapun yang disuguhkan. Karena itu Pangeran Alhamsyah menolak hidangan tersebut secara halus dengan alasan sedang puasa.
Pangeran Sanggar Singgih mendekati Pangeran Alhamsyah. Dia mengatakan setelah sultan mangkat, pemerintahan di Kasultanan Palembang kosong. Karena itu dia ingin agar dirinya dinobatkan sebagai sultan yang baru. Dia beralasan agar pemerintahan tetap berjalan harus segera ditetapkan sultan pengganti. Sedangkan Pangeran Alhamsyah yang merupakan pewaris tahta Kasultanan Palembang masih terlalu muda. Pangeran Sanggar Singgih mengatakan jika dia kasihan kepada Pangeran Alhamsyah jika harus memikul beban pemerintahan yang sangat berat. Namun Pangeran Alhamsyah menolaknya.

********
Patih Sutan Sahari sedang bersama istri dan anaknya ketika Pangeran Alhamsyah datang. Pangeran Alhamsyah mengatakan jika dirinya diminta Pangeran Sanggar Singgih untuk mencari sebuah hiburan yang akan ditampilkan pada perayaan di Kasultanan Palembang.
Patih Sutan Sahari mengatakan agar Pangeran Alhamsyah kembali ke istana, dan mengatakan jika sudah mendapatkan sebuah hiburan dari Mataram bernama topeng jantur.

********
Hari perayaan tiba, hiburan berupa topeng jantur digelar di hadapan petinggi Kasultanan Palembang juga masyarakat luas. Topeng jantur yang dimainkan menceritakan kisah kematian Sultan Datuk Iskandar.
Pangeran Sanggar Singgih merasa tersindir dan marah. Dia mendekati pemain topeng jantur dan membuka topengnya. Ternyata orang yang memainkan topeng adalah Patih Sutan Sahari. Semakin meluap amarah Pangeran Sangggar Singgih. Dia memerintahkan untuk menangkap Patih Sutan Sahari, namun Patih dapat melarikan diri.
Pangeran Sanggar Singgih kemudian menangkap dan memenjarakan Pangeran Alhamsyah yang dianggap sebagai komplotan dari topeng jantur.

********
Abdi dari Patih Sutan Sahari menemuinya, dan mengatakan bahwa Pangeran telah dipenjarakan oleh Pangeran Sanggar Singgih. Mendengar bahwa Pangeran Alhamsyah telah ditangkap, Patih Sutan Sahari berencana mencari orang sakti untuk membebaskan Pangeran Alhamsyah sekaligus menyerang Kasultanan Palembang yang sedang dalam kekuasaan Pangeran Sanggar Singgih. Patih Sutan Sahari berencana merebut kembali Kasultanan Palembang untuk diserahkan kepada yang berhak, yaitu Pangeran Alhamsyah putra tunggal dari Sultan Datuk Iskandar yang telah wafat.
Di dalam perjalanan,  Patih Sutan Sahari dan rombongannya tiba di tepi laut. Dari kejauhan tampak seseorang sedang terapung di laut tanpa rakit. Patih Sutan Sahari berfikir pasti orang yang sedang mengapung tersebut bukan orang sembarangan atau bisa disebut orang sakti. Karena itu Patih Sutan Sahari meminta agar orang yang sedang mengapung tersebut menepi.
Setelah sampai di tepian pantai, orang tersebut yang tidak lain adalah Jangkung bertanya kepada Patih Sutan Sahari penyebab dia memanggil, dan tampaknya sedang dalam sebuah masalah besar. Patih Sutan Saharipun menceritakan kejadian yang menimpa Kasultanan Palembang sekaligus meminta kesediaan Jangkung untuk memberikan bantuan.
Jangkung bersedia membantu. Karena itu mereka segera mengajak Jangkung untuk pergi ke Kasultanan Palembang. Langkah pertama yang dilakukannya adalah membebaskan Pangeran Alhamsyah dari penjara. Setelah bebas, Pangeran Alhamsyah meminta Jangkung untuk membantunya merebut kembali tahta Kasultanan Palembang.
Pangeran Alhamsyah beserta prajurit dengan dibantu oleh Jangkung meyerang Kasultanan yang dikuasai Pangeran Sanggar Singgih.
Terjadi pertempuran sengit antara pasukan Pangeran Alhamsyah melawan Pangeran Sanggar Siggih dan pasukannya. Dalam pertempuran tersebut akhirnya Pangeran Sanggar Singgih dan seluruh pasukannya dapat dikalahkan. Karena dianggap sebagai penghianat, maka Pangeran Sanggar Singgih dan seluruh pendukungnya dimasukkan penjara untuk dijatuhi hukuman yang sangat berat. 
Jangkung yang dianggap telah berjasa diberi hadiah, yaitu dinikahkan dengan anak dari Patih Sutan Sahari bernama Rukayati. Setelah melaksanakan pernikahan, Jangkung pamit untuk melanjutkan bertapa ngrumbang.



BERSAMBUNG....................


*) narasumber :
SUWITO (AGIL SUWITO) menyampaikan cerita secara tutur berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.









SULABI memberikan cerita tertulis per adegan berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.

 








Sumber gambar ilustrasi :
http://keratonpalembang.blogspot.co.id/p/sultan-mahmud-badaruddin-ii.html

1 komentar: